I Get It

Bismillah.


I get it, atau versi past tense-nya, I got it, merupakan frase yang berarti saya paham atau saya mengerti.

***

Frase ini biasa digunakan untuk menunjukkan bahwa kita sudah tahu, paham dan mengerti. Bahwa penjelasannya sudah cukup, dan kita tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya.

Frase singkat dan mudah diucapkan ini, sebenarnya bisa jadi hal yang sulit dilakukan. Untuk mengerti dan memahami yang dibicarakan lawan bicara, kita perlu menyimak dengan benar, dan bukan sekedar membiarkan ucapan lewat telinga kanan, keluar telinga kiri.

Kita mungkin pernah mendengar ada empat tingkat dalam mendengarkan. Yang pertama mengabaikan, sama sekali tidak benar-benar mendengarkan. Yang kedua berpura-pura mendengarkan, mengangguk asal, termasuk segera mengucapkan frase i get it. Tingkat yang ketiga yaitu mendengarkan secara selektif, hanya mendengar bagian tertentu dari percakapan. Sedangkan yang keempat adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, setiap kata, intonasi.

Menurut Stephen R. Covey dalam bukunya "7 Habits of Highly Effective People", hanya segelintir dari kita yang melakukan tingkat kelima, yaitu bentuk tertinggi dari mendengarkan, mendengarkan secara empatik. Mendengarkan secara empatik, adalah mendengarkan dengan tujuan untuk mengerti. Jadi saat kita berkata, i get it, frase itu tidak kosong atau sekedar formalitas, tapi merupakan hasil dari mendengar empatik, bahwa kita benar-benar mengerti.

Saat kita berusaha mendengarkan secara empatik, kita mencoba melihat keluar dari diri kita, mencoba melihat dunia dari kacamata orang yang berbicara, mencoba mengerti paradigma mereka, serta perasaan mereka.
Inti dari mendengarkan secara empatik bukanlah Anda setuju dengan seseorang; tetapi bahwa Anda sepenuhnya secara mendalam mengerti orang itu dari sisi emosional dan intelektual.
Saat kita mendengarkan secara empatik, kita tidak hanya mendengarkan dengan telinga. Bukan hanya kata-kata dan suara yang kita dengarkan. Namun kita juga mendengarkan dengan mata dan hati. Melihat bahasa tubuh, gesture, serta ekspresi wajah. Kita mendengarkan perasaan, mendengarkan makna yang disampaikan, mendengarkan perilaku. Kita menggunakan otak kanan dan otak kiri. Kita menggunakan intuisi, merasakan.

Kemudian, setelah berusaha mendengarkan dan sedikit mengerti apa yang kita dengarkan, baru setelah itu... kita berkata, I get it. Bahwa kita paham, kita mengerti.

***

Keterangan:

Tulisan ini merupakan bagian dari #sabtulis. Apa itu sabtulis? Sabtulis adalah gerakan menulis di hari Sabtu bagi sobat yang ingin menjadikan malam minggunya lebih produktif, melatih kemampuan menyampaikan gagasan atau mengekspresikan diri melalui tulisan, serta membentuk kebiasaan baik dalam menulis. Mari ikutan!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.