Clear The Air

"Clear the air" artinya menghilangkan keraguan atau mengatasi kesalahpahaman.

***

Cara untuk menghilangkan keraguan dan mengatasi kesalahpahaman adalah dengan berkomunikasi, juga dengan menyajikan data atau bukti.

Pernah di sebuah grup WhatsApp ada yang sharing mengenai cara menghadapi konflik dengan asyik.[1]

Sebelum membahas tentang menghadapi konflik, kita harus mengenal dulu definisi konflik. Definisi konflik menurut sharing tersebut,

Konflik adalah tidak terpenuhinya kebutuhan karena suatu perbedaan dan mengakibatkan perasaan tidak nyaman.

Meski frame sharing saat itu lebih ke konflik antara suami dan istri, sebenarnya isi sharing itu terkait dengan frase "clear the air". Kenapa? Biasanya "clear the air" dibutuhkan karena terjadi konflik atau kesalahpahaman.

Ada tiga cara orang menghadapi konflik, yang pertama diam dan memendam, yang kedua mengungkapkan, dan yang ketiga, kombinasi dari keduanya.

Cara pertama, bukan pilihan yang baik, jika kita ingin mengatasi keraguan atau kesalahpahaman. 

Cara kedua sekilas bisa jadi pilihan yang baik, namun perlu ditelisik lagi bagaimana cara mengungkapkan dan momen atau waktu mengungkapkannya. 

Cara yang ketiga, adalah kombinasi keduanya. Bagaimana untuk "clear the air", kita bijak pertama diam dan mencerna kondisi dan situasi. Mengumpulkan informasi awal mula konflik terjadi. Kemudian memilih cara dan waktu yang tepat untuk mengungkapkan kesalahpahaman yang terjadi. 

***

Untuk menjernihkan suasana yang keruh, meluruskan kesalahpahaman, "clear the air", dibutuhkan kecerdasan emosional dan sosial yang tinggi. Bagaimana kita belajar untuk tidak terbawa suasana keruh dan naik pitam, yang justru memperburuk kesalahpahaman atau konflik yang sudah ada. Dan bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada pihak-pihak terkait. Semoga kita bisa menjadi sosok yang seperti itu. Sosok yang bisa "clear the air". 

***

Keterangan:

[1] Dari Grup NAK Indonesia, yang menyampaikan adalah Agus Ariwibowo pengasuh program kelas online pranikah belajartaaruf.com

[2] Tulisan ini diikutkan dalam kegiatan #Sabtulis (Sabtu Menulis). Kegiatan menulis kolektif tentang gagasan, catatan, cerita dan atau ekspresi secara rutin di hari Sabtu. Mengenal diri, mengapresiasi diri, menjadi percaya diri.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.